Santri dan Filosofnya

Santri dan filosofnya

Banyak sekali kalimat dikalangan Santri yang mengandung nilai filosof. Diantaranya kalimat “Pabennyak Ngakan, Pakorang Ajher”. Kalimat tersebut merupakan kalimat yang murni lahir dan tumbuh dilingkungan Santri yang sampai saat ini menjadi motivasi yang sudah mendarah daging di kalangan pesantren.  

Pabennyak ngakan
            Kalimat tersebut merupakan kalimat yang lumrah terdengar dikalangan kita (Santri). Istilah Pabennyak Ngakan merupakan parsemon yang memiliki artian hemat penulis, adalah  kita untuk tidak terlalu memperbanyak makan, Kita harus selalu merasa sudah banyak makan, sudah merasakan nikmatnya kenyang.
Didalam kitab-kitab klasik banyak ditemukan kalimat yang hampir senada dengan kandungan “Pabennyak Ngakan, Pakorang Ajher”. Antara lain adalah dawuh Imam Ghazâlî,
Perut itu pada hakekatnya adalah sumber segala nafsu syahwat dan tempat tumbuhnya segala penyakit dan bencana. Karena nafsu syahwat perut diikuti oleh nafsu syahwat farji dan kuatnya nafsu syahwat kepada wanita-wanita yang dikawini. Kemudian nafsu syahwat makanan dan perkawinan diikuti oleh kuatnya keinginan kepada kedudukan dan harta yang keduanya itu menjadi perantara kepada perluasan dalam wanita-wanita yang dikawini dan makanan-makanan.
Untuk itu menurut Ghazâlî, lapar merupakan hal yang utama dalam mengendalikan syahwat. Itulah sebabnya Rasulullah Saw menyuruh umatnya untuk memerangi syahwat dengan lapar dan haus, karena pahala dalam hal itu seperti pahala orang yang berjihad di jalan Allah, dan tiada amal yang lebih disukai Allah Ta'ala daripada lapar dan haus. Jadi istilah Pabennyak Ngakan merupakan langkah kita untuk menghindar dari sumber segala dosa. Sungguh betapa dalamnya nilai yang terkandung dalam semboyan “Pabennyak Ngakan”, apalagi apabila kita sambung dengan kalimat setelahnya.

Pakorang ajher
Islam merupakan agama yang punya perhatian besar kepada ilmu pengetahuan. Islam memerintahkan untuk terus menunut ilmu. Kalimat “Pakorang Ajher merupakan motivasi SEMANGAT untuk kita. kita tidak boleh berhenti untuk terus belajar. Jika orang lain bisa melakukannya, apakah kita tidak bisa. Kita tidak boleh lemah. Orang lain bisa mendapatkan itu maka kita pun harus bisa mendapatkan. Karena kesempatan bukan milik dia atau siapa tapi milik kita dan siapa saja. Kenapa orang lain mampu , kemudian kita bilang tidak mampu? Maka jawabannya KITA pun BISA INSYA ALLAH. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita:
“Bersemangatlah untuk mendapatkan yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan menyerah.” DAN YANG PALING BERMANFAAT BAGI KITA ADALAH ILMU. Maka kita harus memiliki kemauan yang keras dalam menuntut ilmu dan jangan lemah. Jika yang lain bisa kenapa kita tidak bisa! Kita Harus bisa. MAKA SEMANGAT LAH DALAM MENUNTUT ILMU.
Semboyan “Pakorang ajher”merupakan kalimat yang serat makna. Sebagian kecil dari makna kalimat tersebut adalah kita harus terus merasa kurang untuk terus menuntuk ilmu, Jangan berhenti pada tempat yang sama terlalu lama.  Masih banyak pengalaman di luar sana, kita harus mencari dan terus mencari pengalaman yang ada, tapi jangan cepat puas.  Karena jika terlalu cepat puas belajar itu akan menghentikan semangat belajar . Sebaliknya, tingkatkan lagi bakat atau kemampuan kita untuk lebih baik lagi. Pa araasa kigh tak tobhuk ajher. 

Jadi “Pabennyak ngakan, Pakorang Ajher” merupakan motivasi yang harus terus dibudayakan dalam menuju kehidupan yang lebih baik. Amin

Komentar